TATA SURYA
A. Pengertian
Tata Surya adalah kumpulan benda
langit yang terdiri atas sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang terikat oleh gaya gravitasinya. Objek-objek tersebut
termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, lima planet kerdil/katai, 173 satelit alami yang telah diidentifikasi, dan jutaan benda langit (meteor, asteroid, komet) lainnya.
Tata Surya
terbagi menjadi Matahari, empat planet bagian dalam, sabuk asteroid, empat planet bagian luar, dan di bagian terluar
adalah Sabuk Kuiper dan piringan tersebar. Awan Oort
diperkirakan terletak di daerah terjauh yang berjarak sekitar
seribu kali di luar bagian yang terluar.
B. Asal usul
Banyak
hipotesis tentang asal usul Tata Surya telah dikemukakan para ahli, beberapa di
antaranya adalah:
1. Hipotesis Nebula
Hipotesis
nebula pertama kali dikemukakan oleh Emanuel Swedenborg (1688-1772) tahun 1734 dan disempurnakan oleh Immanuel Kant (1724-1804) pada tahun 1775. Hipotesis serupa juga dikembangkan oleh Pierre
Marquis de Laplace secara independen pada tahun 1796. Hipotesis ini, yang lebih dikenal dengan
Hipotesis Nebula Kant-Laplace, menyebutkan bahwa pada tahap awal, Tata Surya
masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula, dan unsur gas yang sebagian besar hidrogen. Gaya gravitasi yang dimilikinya
menyebabkan kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu, suhu kabut
memanas, dan akhirnya menjadi bintang raksasa (matahari). Matahari raksasa
terus menyusut dan berputar semakin cepat, dan cincin-cincin gas dan es
terlontar ke sekeliling Matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam dan planet luar. Laplace berpendapat
bahwa orbit berbentuk hampir melingkar dari planet-planet merupakan konsekuensi
dari pembentukan mereka.
2. Hipotesis Planetisimal
Hipotesis
planetisimal pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa
Tata Surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang lewat cukup dekat
dengan Matahari, pada masa awal pembentukan Matahari. Kedekatan tersebut
menyebabkan terjadinya tonjolan pada permukaan Matahari, dan bersama proses
internal Matahari, menarik materi berulang kali dari Matahari. Efek gravitasi
bintang mengakibatkan terbentuknya dua lengan spiral yang memanjang dari
Matahari. Sementara sebagian besar materi tertarik kembali, sebagian lain akan
tetap di orbit, mendingin dan memadat, dan menjadi benda-benda berukuran kecil
yang mereka sebut planetisimal dan beberapa yang besar
sebagai protoplanet. Objek-objek tersebut bertabrakan dari waktu ke waktu dan membentuk planet
dan bulan, sementara sisa-sisa materi lainnya menjadi komet dan asteroid.
3. Hipotesis Pasang Surut Bintang
Hipotesis
pasang surut bintang pertama kali dikemukakan oleh James Jeans pada tahun 1917. Planet dianggap terbentuk karena
mendekatnya bintang lain kepada Matahari. Keadaan yang hampir bertabrakan
menyebabkan tertariknya sejumlah besar materi dari Matahari dan bintang lain
tersebut oleh gaya pasang surut bersama mereka, yang kemudian terkondensasi menjadi planet. Namun astronom
Harold Jeffreys tahun 1929 membantah bahwa tabrakan yang sedemikian itu hampir tidak
mungkin terjadi. Demikian pula astronom Henry Norris Russell mengemukakan keberatannya atas hipotesis tersebut.
4. Hipotesis Kondensasi
Hipotesis
kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa Tata Surya terbentuk dari bola kabut
raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
5. Hipotesis Bintang Kembar
Hipotesis
bintang kembar awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya Tata Surya kita berupa dua bintang
yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak
meninggalkan serpihan-serpihan kecil. Serpihan itu terperangkap oleh gravitasi
bintang yang tidak meledak dan mulai mengelilinginya.
C. Sejarah Penemuan
Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan
mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing
planet.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pengamatan pada lima abad
lalu membawa manusia untuk memahami benda-benda langit terbebas dari selubung
mitologi. Galileo Galilei (1564-1642) dengan teleskop refraktornya mampu menjadikan mata
manusia "lebih tajam" dalam mengamati benda langit yang tidak bisa
diamati melalui mata telanjang.
Karena
teleskop Galileo bisa mengamati lebih tajam, ia bisa melihat berbagai perubahan
bentuk penampakan Venus, seperti Venus Sabit atau Venus Purnama sebagai akibat perubahan posisi
Venus terhadap Matahari. Penalaran Venus mengitari Matahari makin memperkuat
teori heliosentris, yaitu bahwa Matahari adalah pusat alam semesta, bukan Bumi, yang
sebelumnya digagas oleh Nicolaus Copernicus (1473-1543). Susunan heliosentris adalah Matahari dikelilingi oleh Merkurius hingga Saturnus.
Teleskop
Galileo terus disempurnakan oleh ilmuwan lain seperti Christian Huygens (1629-1695) yang
menemukan Titan, satelit Saturnus, yang berada hampir 2 kali jarak orbit Bumi-Yupiter.
Perkembangan teleskop juga diimbangi pula dengan perkembangan
perhitungan gerak benda-benda langit dan hubungan satu dengan yang lain melalui
Johannes Kepler (1571-1630) dengan Hukum Kepler. Dan puncaknya, Sir Isaac Newton (1642-1727) dengan hukum gravitasi. Dengan dua teori
perhitungan inilah yang memungkinkan pencarian dan perhitungan benda-benda
langit selanjutnya.
Pada 1781, William Herschel (1738-1822) menemukan Uranus. Perhitungan cermat orbit Uranus
menyimpulkan bahwa planet ini ada yang mengganggu. Neptunus
ditemukan pada Agustus 1846. Penemuan Neptunus ternyata tidak cukup menjelaskan gangguan orbit Uranus.
Pluto
kemudian ditemukan pada 1930.
Pada saat
Pluto ditemukan, ia hanya diketahui sebagai satu-satunya objek angkasa yang
berada setelah Neptunus. Kemudian pada 1978, Charon, satelit yang mengelilingi Pluto ditemukan, sebelumnya sempat dikira
sebagai planet yang sebenarnya karena ukurannya tidak berbeda jauh dengan
Pluto.
Para
astronom kemudian menemukan sekitar 1.000 objek kecil lainnya yang letaknya
melampaui Neptunus (disebut objek trans-Neptunus), yang juga mengelilingi Matahari. Di sana mungkin ada sekitar 100.000
objek serupa yang dikenal sebagai Objek Sabuk Kuiper (Sabuk Kuiper adalah
bagian dari objek-objek trans-Neptunus). Belasan benda langit termasuk dalam
Objek Sabuk Kuiper di antaranya Quaoar (1.250 km pada Juni 2002), Huya (750 km pada Maret 2000), Sedna (1.800 km pada Maret 2004), Orcus, Vesta, Pallas, Hygiea, Varuna, dan 2003 EL61 (1.500 km pada Mei 2004).
D. Struktur
1. Matahari
Matahari adalah bintang induk Tata Surya dan
merupakan komponen utama sistem Tata Surya ini. Bintang
ini berukuran 332.830 massa bumi. Massa yang besar ini menyebabkan kepadatan inti yang cukup besar untuk
bisa mendukung kesinambungan fusi nuklir dan menyemburkan
sejumlah energi yang dahsyat. Kebanyakan energi ini dipancarkan ke luar angkasa
dalam bentuk radiasi eletromagnetik, termasuk spektrum optik.
Matahari
dikategorikan ke dalam bintang kerdil kuning (tipe G V) yang berukuran
tengahan, tetapi nama ini bisa menyebabkan kesalahpahaman, karena dibandingkan
dengan bintang-bintang yang ada di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari termasuk
cukup besar dan cemerlang. Bintang diklasifikasikan dengan diagram
Hertzsprung-Russell, yaitu sebuah grafik yang menggambarkan
hubungan nilai luminositas sebuah bintang terhadap
suhu permukaannya. Secara umum, bintang yang lebih panas akan lebih cemerlang.
Bintang-bintang yang mengikuti pola ini dikatakan terletak pada deret utama, dan Matahari letaknya
persis di tengah deret ini. Akan tetapi, bintang-bintang yang lebih cemerlang
dan lebih panas dari Matahari adalah langka, sedangkan bintang-bintang yang
lebih redup dan dingin adalah umum.
Dipercayai bahwa posisi Matahari pada deret
utama secara umum merupakan "puncak hidup" dari sebuah bintang,
karena belum habisnya hidrogen yang tersimpan untuk fusi nuklir. Saat ini
Matahari tumbuh semakin cemerlang. Pada awal kehidupannya, tingkat kecemerlangannya
adalah sekitar 70 persen dari kecermelangan sekarang.
Matahari
secara metalisitas dikategorikan sebagai bintang "populasi I". Bintang kategori ini
terbentuk lebih akhir pada tingkat evolusi alam semesta, sehingga mengandung
lebih banyak unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium
("metal" dalam sebutan astronomi) dibandingkan dengan bintang
"populasi II". Unsur-unsur yang lebih berat daripada hidrogen dan helium terbentuk di dalam inti bintang purba yang kemudian meledak.
Bintang-bintang generasi pertama perlu punah terlebih dahulu sebelum alam
semesta dapat dipenuhi oleh unsur-unsur yang lebih berat ini.
Bintang-bintang tertua mengandung sangat sedikit metal, sedangkan
bintang baru mempunyai kandungan metal yang lebih tinggi. Tingkat metalitas
yang tinggi ini diperkirakan mempunyai pengaruh penting pada pembentukan sistem
Tata Surya, karena terbentuknya planet adalah hasil penggumpalan metal.
2. Planet
Terdapat
dua teori peredaran planet dalam Tata Surya, yaitu sebagai berikut.
a. Teori Geosentris, yaitu teori yang menganggap bahwa Bumi merupakan pusat alam semesta. Bumi
dalam keadaan diam, sedangkan planet-planet yang lain bergerak mengelilinginya.
Teori ini bertahan hingga abad ke-14.
b. Teori Heliosentris, yaitu teori yang menganggap bahwa Matahari sebagai pusat alam semesta dan
planet-planet termasuk Bumi bergerak mengelilinginya. Teori ini bertahan sampai
sekarang.
Sebelum bulan
Agustus 2006, para astronom masih berpendapat ada Sembilan planet dalam tata
surya, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus,
dan Pluto. Secara umum planet-planet bergerak dari barat ke timur, kecuali
Vunus dan Uranus.
Pada tanggal 24
Agustus 2006 Majelis Umum Uni Astronomi Internasional (IAV) di Praha, Ceko,
menyatakan bahwa Pluto bukan sebagai planet. Bahkan pada tanggal 7 September
2006 nama Pluto diganti dengan deretan enam angka, yaitu 134340. Dengan
demikian, sejak tanggal 24 Agustus 2006 di tata surya terdapat 8 planet.
Berdasarkan ukuran dan komposisi
penyusunnya, Merkurius, Venus, Bumi, Mars, mempunyai ukuran dan
sifat-sifat permukaanya yang hampir sama, sehingga dikelompokkan dalam planet terestial (menyerupai bumi), sedangkan Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus dikelompokkan dalam planet raksasa (giant planet).
Berdasarkan
massanya, terdapat dua macam planet yaitu planet inferior dan superior. Planet inferior adalah planet yang
bermassa kecil, yaitu Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Planet superior
adalah planet yang memiliki massa besar, yaitu Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
Berdasarkan lintasan asteroid sebagai pembatas, terdapat planet dalam (inner planets) dan planet luar (outer planets). Planet dalam adalah planet yang orbitnya berada di sebelah dalam
asteroid, yaitu planet Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Planet luar adalah planet yang orbitnya di sebelah luar asteroid,
yaitu planet Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Tapi, sebagian orang
berpendapat bahwa planet dalam adalah planet-planet
yang jarak rata-ratanya ke matahari lebih pendek daripada jarak rata-rata
Planet Bumi ke Matahari, yaitu Planet Merkurius dan Venus. Sedangkan
planet luar adalah planet-planet yang jarak
rata-ratanya ke matahari lebih panjang daripada jarak rata-rata Planet Bumi ke
Matahari, yaitu Planet Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Akan tetapi
belum jelas mana yang benar.
Ukuran antar
planet satu dengan yang lain berbeda. Begitu pula jaraknya terhadap matahari.
Planet yang dekat dengan matahari mempunyai kala revolusi terkecil. Berikut ini
datanya.
- MERKURIUS -
Garis Tengah : 4.850 km
Volume : 0,054 Isi bumi
Kepadatan : 5,4 (Air = 1)
Massa : 0.055 Massa Bumi
Daya Tarik : 0,37 Daya Tarik Bumi
Jarak ke Matahari : 58.000.000 km
Kecepatan edar : 4,2 km/detik
Periode Rotasi : 59 hari
Mengitari Matahari : 87,97 hari
Kecepatan pada orbit : 47,9 km/detik
Satelit : -
Merkurius adalah planet terdekat ke matahari
paling kecil ukurannya dalam tata surya kita.permukaannya menyerupai matahari
diselimuti oleh lapisan berlubang yang diperkirakan bertabrakan dengan meteor.
Merkurius terdiri dari besi kira-kira 58% dan mempunyai atmosfir yang sangat
hampa. Akibatnya, suhu udara pada siang hari sangat panas (mencapai 4000C),
sedangkan malam hari sangat dingin (mencapai -2000 C).
- VENUS -
Garis Tengah : 12.140 km
Volume : 0,88 Isi Bumi
Kepadatan : 5,2 (Air = 1)
Massa : 0,82 Massa Bumi
Daya Tarik : 0,88 Daya Tarik Bumi
Jarak ke Matahari : 108.000.000 km
Kecepatan edar : 10,3 km/detik
Periode Rotasi : 244 hari
Mengitari Matahari : 244,7 hari
Kecepatan pada orbit : 35 km/detik
Satelit : -
Venus adalah planet kedua terdeket dari
matahari dan selalu muncul sesaat sebelum matahari terbit, dan ikut terbenam
bersama matahari. Merupakan planet paling jelas dapat dilihat dengan mata
telanjang. Venus dijuluki “si bintang pagi” dan “bintang malam” di duga planet
ini ada kehidupan.
- BUMI -
Garis Tengah : 12.756 km
Volume : 1,08 106 cu km
Kepadatan : 5,52 (Air = 1)
Massa : 5,98 x 102 ton
Jarak ke Matahari : 149.000.000 km
Kecepatan edar : 0,5 km/detik
Periode Rotasi : 23 jam 54 menit
Mengitari Matahari : 365 hari
Kecepatan pada orbit : 29,8 km/detik
Satelit : 1
Bumi adalah planet ketiga dari matahari dan
satu-satunya benda langit memiliki banyak air dan oksigen pada permukaannya.
Karena itu dapat dihuni oleh beberapa jenis makhluk hidup seperti manusia,hewan
dan tumbuh-tumbuhan. Planet bumi juga mempunyai
satu satelit alam yang selalu beredar mengelilingi bumi yaitu Bulan (The Moon).
- MARS -
Garis Tengah : 6.790 km
Volume : 0,15 Isi Bumi
Kepadatan : 3,9 (Air = 1)
Massa : 0,11 Massa Bumi
Daya Tarik : 0,38 Daya Tarik Bumi
Jarak ke Matahari : 228.000.000 km
Kecepatan edar : 5,0 km/detik
Periode Rotasi : 24 jam, 37 menit
Mengitari Matahari : 687 hari
Kecepatan pada orbit : 24,1 km/detik
Satelit : 2
Mars
merupakan planet luar (eksterior planet) yang paling dekat ke bumi. Planet ini
tampak sangat jelas dari bumi setiap 2 tahun 2 bulan sekali yaitu pada
kedudukan oposisi. Sebab saat itu jaraknya hanya sekitar 56 juta km dari bumi,
sehingga merupakan satu-satunya planet yang bagian permukaannya dapat diamati
dari bumi dengan mempergunakan teleskop, sedangkan planet lain terlalu sulit
diamati karena diselubungi oleh gas berupa awan tebal selain jaraknya yang
terlalu jauh.
Keadaan di Mars paling mirip
dengan bumi, sehingga memungkinkan terdapatnya kehidupan. Karena itu, para
astronom lebih banyak menghabiskan waktu mempelajari Mars daripada planet
lain.Diameter planet sekitar setengah dari diameter bumi (6.790 km), diselimuti
lapisan atmosfer yang tipis, dengan suhu udara relatif lebih rendah daripada
suhu udara di bumi. Planet Mars mempunyai dua satelit alam, yakni Phobos dan
Deimos.
- YUPITER -
Garis Tengah : 142.600 km
Volume : 1.316 Isi Bumi
Kepadatan : 1,34 (Air = 1)
Massa : 317,8 Massa Bumi
Daya Tarik : 2,46 Daya Tarik Bumi
Jarak ke Matahari : 778.000.000 km
Kecepatan edar : 61 km/detik
Periode Rotasi : 9 jam, 50 menit
Mengitari Matahari : 11,9 tahun
Kecepatan pada orbit : 13,1 km/detik
Satelit : 16
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistim
tata surya kita, terdiri dari Hydrogen, dengan komposisi yang serupa dengan
matahari, tetapi mempunyai bebatuan ditengahnya. Planet Yupiter mempunyai satelit alam yang jumlahnya paling banyak yaitu sekitar 13
satelit, di antaranya terdapat beberapa satelit yang ukurannya besar yaitu
Ganimedes, Calisto, Galilea, Io dan Europa.
- SATURNUS -
Garis Tengah : 120.000 km
Volume : 755 Isi Bumi
Kepadatan : 0,70 (Air = 1)
Massa : 95,2 Massa Bumi
Daya Tarik : 1,2 Daya Tarik Bumi
Jarak ke Matahari : 1.427.000.000 km
Kecepatan edar : 37 km/detik
Periode Rotasi : 10 jam, 14 menit
Mengitari Matahari : 11,9 tahun
Kecepatan pada orbit : 9,6 km/detik
Satelit : 23
Planet ini mempunyai tiga cincin tipis yang arahnya selalu sejajar dengan
ekuatornya, yaitu Cincin Luar (diameter 273.600 km), Cincin Tengah (diameter
152.000 km), dan Cincin Dalam (diameter 160.000 km). Antara Cincin Dalam dengan
permukaan Saturnus dipisahkan oleh ruang kosong yang berjarak sekitar 11.265
km. Planet Saturnus mempunyai atmosfer sangat rapat terdiri atas hidrogen,
helium, metana, dan amoniak. Planet Saturnus mempunyai satelit alam berjumlah
sekitar 11 satelit, diantaranya Titan, Rhea, Thetys, dan Dione.
- URANUS -
Garis Tengah : 49.000 km
Volume : 52 Isi Bumi
Kepadatan : 1,58 (Air = 1)
Massa : 14,5 Massa Bumi
Daya Tarik : 1,1 Daya Tarik Bumi
Jarak ke Matahari : 2.870.000.000 km
Kecepatan edar : 22 km/detik
Periode Rotasi : 10 jam, 49 menit
Mengitari Matahari : 84 tahun
Kecepatan pada orbit : 6,8 km/detik
Satelit : 5
Atmosfer Planet Uranus dipenuhi
hidrogen, helium dan metana. Di luar batas atmosfer, Planet Uranus terdapat
lima satelit alam yang mengelilinginya, yaitu Miranda, Ariel, Umbriel, Titania,
dan Oberon. Jarak rata-rata ke matahari sekitar 2.870 juta km. Planet inipun
merupakan planet raksasa yang sebagian besar massanya berupa gas dan bercincin,
ketebalan cincinnya hanya sekitar 1 meter terdiri atas partikel-partikel gas
yang sangat tipis dan redup.
- NEPTUNUS -
Garis Tengah : 52.200 km
Volume : 44 Isi Bumi
Kepadatan : 2,30 (Air = 1)
Massa : 17,2 Massa Bumi
Daya Tarik : 1,4 Daya Tarik Bumi
Jarak ke Matahari : 4.497.000.000 km
Kecepatan edar : 25 km/detik
Periode Rotasi : 15 jam, 48 menit
Mengitari Matahari : 164,8 tahun
Kecepatan pada orbit : 5,3 km/detik
Satelit : 2
Atmosfer Neptunus dipenuhi oleh hidrogen, helium, metana, dan amoniak yang
lebih padat dibandingkan dengan Jupiter dan Saturnus. Satelit alam yang beredar
mengelilingi Neptunus ada dua, yaitu Triton dan Nereid. Planet Neptunus
mempunyai dua cincin utama dan dua cincin redup di bagian dalam yang mempunyai
lebar sekitar 15 km.
Orbit
setiap planet mengelilingi matahari berbentuk elips. Matahari terletak pada
salah satu titik fokus elips. Sehingga Bumi bisa terletak pada titik terjauh
dengan matahari yaitu berjarak kira-kira 152 juta km dan dicapai pada tanggal 1
Juli. Titik terjauh disebut aphelium. Dan Bumi dapat berada pada titik terdekat
(perihelium) dengan Matahari yang berjarak kira-kira 147 juta km dan dicapai
pada tanggal 1 Januari.
3. Asteroid
Asteroid secara umum adalah objek Tata Surya yang
terdiri dari batuan dan mineral logam beku. Sabuk asteroid utama terletak di
antara orbit Mars dan Yupiter, berjarak antara 2,3 dan 3,3 SA dari matahari, diduga merupakan sisa dari bahan formasi
Tata Surya yang gagal menggumpal karena pengaruh gravitasi Yupiter.
Gradasi
ukuran asteroid adalah ratusan kilometer sampai mikroskopis. Semua asteroid,
kecuali Ceres yang terbesar, diklasifikasikan sebagai benda kecil Tata Surya. Beberapa asteroid seperti Vesta dan Hygiea mungkin akan diklasifikasi sebagai planet kerdil jika terbukti telah
mencapai kesetimbangan hidrostatik.
Sabuk
asteroid terdiri dari beribu-ribu, mungkin jutaan objek yang berdiameter satu
kilometer. Meskipun demikian, massa total dari sabuk utama ini tidaklah lebih
dari seperseribu massa bumi. Sabuk utama tidaklah rapat, kapal ruang angkasa
secara rutin menerobos daerah ini tanpa mengalami kecelakaan. Asteroid yang
berdiameter antara 10 dan 10−4 m disebut meteorid.
Asteroid pada sabuk utama dibagi menjadi kelompok
dan keluarga asteroid bedasarkan sifat-sifat orbitnya. satelit asteroid adalah
asteroid yang mengedari asteroid yang lebih besar. Mereka tidak mudah dibedakan
dari satelit-satelit planet, kadang kala hampir sebesar pasangannya. Sabuk
asteroid juga memiliki komet sabuk utama yang mungkin merupakan sumber air
bumi.
Asteroid-asteroid Trojan terletak di titik L4 atau L5
Yupiter (daerah gravitasi stabil yang berada di depan dan belakang sebuah orbit
planet), sebutan "trojan" sering digunakan untuk objek-objek kecil
pada Titik
Langrange dari sebuah planet atau satelit. Kelompok Asteroid
Hilda terletak di orbit resonansi 2:3 dari Yupiter, yang artinya kelompok ini
mengedari Matahari tiga kali untuk setiak dua edaran Yupiter.
Bagian
dalam Tata Surya juga dipenuhi oleh asteroid liar, yang banyak memotong
orbit-orbit planet planet bagian dalam.
4. Meteoroid
Meteoroid
adalah batuan-batuan kecil yang sangat banyak dan melayang-layang di luar
angkasa. Batuan-batuan ini banyak mengandung unsur besi dan nikel.
Batuan-batuan ini masuk ke atmosfer bumi karena pengaruh gravitasi bumi.
Gesekan dengan atmosfer bumi menghasilkan panas yang membakar habis
batuan-batuan itu sebulum sempat mencapai permukaan bumi, batuan ini disebur meteor. Adapun batuan-batuan yang tidak
habis terbakar dan sampai di permukaan bumi disebut meteorit.
Ada sebuah
meteorit yang jatuh di Arizona USA dengan ukuran yang sangat besar hingga
membentuk sebuah kawah yang dinamakan Kawah
Barringer. Contoh meteorit dapat di lihat di Museum Geologi, Bandung.
5. Komet
Komet adalah badan Tata Surya kecil, biasanya
hanya berukuran beberapa kilometer, dan terbuat dari es
volatil. Badan-badan ini memiliki eksentrisitas orbit tinggi,
secara umum perihelion-nya terletak di
planet-planet bagian dalam dan letak aphelion-nya lebih jauh dari Pluto. Saat sebuah komet memasuki Tata Surya bagian dalam, dekatnya jarak dari
Matahari menyebabkan permukaan esnya bersumblimasi dan berionisasi, yang
menghasilkan koma, ekor gas dan debu panjang, yang sering dapat dilihat dengan
mata telanjang.
Komet
berperiode pendek memiliki kelangsungan orbit kurang dari dua ratus tahun.
Sedangkan komet berperiode panjang memiliki orbit yang berlangsung ribuan
tahun. Komet berperioda pendek dipercaya berasal dari Sabuk Kuiper, sedangkan komet
berperioda panjang, seperti Hale-bopp, berasal dari Awan Oort. Banyak kelompok komet, seperti Kreutz
Sungrazers, terbentuk dari pecahan sebuah induk tunggal.
Sebagian komet berorbit hiperbolik mungking berasal dari luar Tata Surya,
tetapi menentukan jalur orbitnya secara pasti sangatlah sulit. Komet tua yang
bahan volatilesnya telah habis karena panas Matahari sering dikategorikan
sebagai asteroid.
Contoh beberapa komet:
·
Komet Yupiter setiap
5-10
·
Komet Halley terlihat
setiap 76 tahun
·
Komet Enke terlihat setiap
3 tahun
·
Komet Merchouse terlihat
tahun 1908
·
Komet Ikeye Seki
terlihat tahun 1965
·
Komet Bennet terlihat
tahun 1970
·
Komet Kahoutek terlihat
tahun 1973
6. Satelit
Satelit
adalah benda langit yang mengelilingi benda langit yang lebih besar. Satelit
memiliki gravitasi lebih kecil dari benda langit yang dikelilinginya sehingga
selalu berada pada gaya tarik benda langit yang besar itu. Satelit juga
mengelilingi Matahari sama dengan benda langit lainya, seperti planet.
Satelit alami adalah satelit yang ada dalam tata surya kita. Contohnya, satelit Yupiter
adalah Io, satelit bumi adalah bulan. Dalam tata surya kita planet yang tidak
memiliki satelit alami adalah Merkurius dan Venus. Satelit buatan adalah satelit yang dibuat oleh manusia untuk tujuan
tertentu, seperti untuk melerai siaran televisi dan radio, pembuatan peta,
informasi cuaca, dan penyelidikan ilmiah.